GAUNG KUSTA DI UDARA : KUSTA TERNYATA BISA DISEMBUHKAN

 

Kusta di Indonesia emang sudah tidak terdengar oleh Masyarakat, tetapi harus memahami penyebab kusta dan cara efektif penanggulangan serta pengobatannya. Maka dari itu Stigma negatif dari masyarakat harus dihilangkan karena Kusta bisa disembuhkan.

Penderitanya angka kusta di tahun 2019 itu mencapai 17439 kasus, turun di tahun 2020 ada 16700 yang kasus kusta menjadi kabar baik untuk Indonesia menuju bebas kusta. Bagi penderita penyakit kusta langsung mendapatkan pengobatan secara berkala, bukan justru dikucilkan dari warga masyarakat lainnya.

Orang Yang Pernah Mengidap Kusta (OYPMK), akan semakin sulit mengembangkan kebaikan dirinya di masyarakat jika stigma tersebut terus berlaku dan tidak dapat dihilangkan. Sebagian masyarakat sekarang, jika ditinjau dari kemajuan teknologi digital, seharusnya sudah tingkat literasi informasi yang semakin baik, apalagi tentang literasi Kesehatan.

Semakin cerdas masyarakat dalam literasi Kesehatan itu salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan upaya preventif masyarakat dalam melindungi diri, entah dari penyakit fisik ataupun jiwa.

Dan beberapa waktu lalu, saya mengikuti sebuah acara talkshow dengan tema “Gaung Kusta di Udara”. Acara ini disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Berita KBR, Bersama narasumber dr. Febrina Sugianto. (Junior Technical Advisor NLR Indonesia), serta ibu Malika, (Manager Program & Podcast KBR). Ini merupakan pengalaman pribadi yang luar biasa bagi saya tentang arti edukasi Kusta di Indonesia.

Banyak hoax informasi bermunculan yang beredar tentang Kesehatan salah satunya adalah tentang penyakit kusta. Stigma yang masih beredar tentang kusta, antara lain, penyakit nenek sihir, penyakit kutukan, tidak bisa disembuhkan dan perlu dijauhkan dari peradaban.

Bagaimana perasaan kamu jika tetangga , saudara ataupun kerabat dekat jika terdiagnosa Kusta, dan lantas akibat virus ganas itu, menjadi kehilangan anggota tubuh, dan akhirnya menjadi penyandang disabilitas seumur hidup, pastinya sedih dan penderita kusta mendapatkan perlakuan diskriminatif.

Sebagai pegiat teknologi informasi, kita sebagai narablog juga harus memiliki peran nyata dalam menghapus stigma tersebut, Banyak cara melakukannya, bisa dengan memposting artikel tentang apa itu penyakit kusta sebenarnya, upload cerita di media sosial, serta cara sejenis lainnya, intinya, jadikan asset teknologi digital kita sebagai penyalur informasi yang baik, mendidik serta benar.

Jenis Kusta di Indonesia berdasarkan jenis dan jumlah area kulit yang terkena. Jenis Kusta menurut WHO dibagi menjadi dua, yakni paucibacillary dan multibacillary. Perberdaan keduanya, yaitu :

Paucibacillary (Pb)

Kusta Paucibacillary ditandai dengan munculnya lima titik lesi (bercak di kulit) atau lebih sedikit lesi dan tidak ada bakteri yang terdeteksi dalam sampe kulit.

Multibacillary (Mb)

Kusta yang masuk kategori multibacillary apabila timbul lebih dari lima lesi dan biopsy kulit didiagnosis mengandung bakteri. Yang terbanyak di Indonesia menurut dr. Febrina Sugianto adalah Mb.

Menurut dr. Febrina Sugianto jika pasien sudah terkonfirmasi penderita kusta menjalani pengobatan pertama selama 72 Jam tidak akan mudah tertular. dari penurunan jauh berkurang tidak tertular dibandingkan jika tidak ada pengobatan dan penanganan dokter. 

Secara umum, dr Febrina Sugianto memberikan ciri-ciri dari gejala hingga terjadi penyakit kusta ini. Jika sudah terjadi lesi, maka akan terjadi hipopigmentasi atau kulit berubah warna menjadi lebih cerah dari kulit sekitarnya, asimentris ( missal terkena dibagian kanan, ya kanan saja dan sebaliknya), serta akan mati rasa.

Hoax Tentang Penyakit Kusta

-      Merupakan Penyakit Keturunan.

-      Sangat Mudah Menular Walaupun Tidak Bersentuhan

-      Penyakit Kutukan dan Dosa.

-      Tidak Bisa Disembuhkan

-      Hanya Menyerang Pada Orang Usia Lanjut (Lansia)

       Fakta Tentang Penyakit Kusta

-        Fakta secara medis, penyakit kusta dapat menular dengan cara terhirupnya lender/droplet saat penderita mengeluarkannya secara tak sengaja, seperti Ketika batuk jadi, tidak ada bukti hanya karena berdekatan saja, lalu kemudian kita dapat ketularan kusta

-        Secara medis, tak ada penyakit yang kemudian disebabkan karena perbuatan dosa bahkan kutukan semata, kusta ini termasuk penyakit medis, jadi buka gegara kedua hal tersebut diatas.

-       Walaupun memang memerlukan proses terapi yang cukup memakan waktu, namun penyakit kusta dapat disembuhkan.

-    Kusta disebabkan karena bakteri, jadi tak ada istilah kusta hanya menjangkit yang tua saja, siapapun bisa kena, termasuk anak-anak.

       Pengobatan penyakit kusta kategori pausi basiler membutuhkan waktu 6 bulan secara nonstop, sedangkan kategori multi basiler membutukan waktu 12 bulan. Namun apabila ada keterlambatan dalam pengobatan bisa membutuhkan waktu sampai dengan 18 bulan.

       Untuk menghidari terinfeksinya penyakit kusta yaitu membuat tempat tinggal nyaman dengan sirkualasi yang baik, cukup makan makanan yang bergizi dan seimbang serta tetap waspada.

       Informasi lebih lengkap dapat menjadi sarana penyebar informasi yang benar, silakan tonton siaran tunda acara Gaung Kusta di Udara yang beberapa waktu lalu disiarkan secara live youtube KBR dan juga ratusan radio lainnya.