KCI Ajak Semua Pengguna KRL Menncegah Pelecehan Seksual di Transpotasi Commuterline
![]() |
Edukasi Mencegah Pelecehan Seksual di Transpotasi Umum |
Transportasi umum
pasti setiap orang pasti mengetahui dan sering memakai jasa Transportasi umum
tersebut Seperti Bus, Pesawat, Kereta dan lainnya. 27 Desember 2019 Kemarin, PT
Kereta Commuter Indonesia (KCI) bersama sejumlah kembali menggelar kampaye
untuk mencegah pelecehan seksual yang sering terjadi transpotasi umum seperti
commuterline.
Dalam kegiatan
yang berlangsung di stasiun Jakarta Kota pada memaparkan berbagai upaya mencegah
uoaya pencegahan pelecehan eksual di 80 stasiun KRL. Dengan mendemokan edukasi PT
KCI mengajak semua pengguna untuk mengetahui pencegahan dan setelah kejadian
pelecehan.
Bertemahkan “Transpotasi
Yang Aman Untuk Semua” dengan adanya media
sosial sosialiasi tersebut, pengguna jasa KRL bisa melakukan dalam sendiri
maupun orang lain yang menjadi korban pelecehan. Edukasi gak hanya dalam acara
saja, semua edukasi pencegahan pelecehan seksual juga tayang pada media sosial
KCI dan televisi di dalam KRL. Dalam dua tahun terakhir ini PT KCI menjaga komitmen senantiasa menggelar
kampaye “Komuter Pintar peduli Sekitar” dalam menyambut peringatan Hari Perempuan
International.
![]() |
Rika Rosvianti Founder Komunitas perEMPUan |
Pelecehan seksual
yang paling banyak kejadian di tempat sepi dan pulang jam kerja yang paling
banyak lho. Jadi PT KCI dalan Ruang Publik AMAN (KRPA) memaparkan data dari
hasil survei KPRA yang menemukansebanyak 46.80% responden surveinya di seluruh
Indonesia. Transpotasi Umum (15.77%), Jalanan Umum (28.22%), bis (35.80%),
angkot (29.49%), KRL(18.14%), ojek online (4.79%) , dan ojek konvensional
(4.27%).
“Dari data survei
KRPA, pelecehan yang sering terjadi transpotasi umum datang dalam bentuk
verbal, fisil dan non fisik – mulai dari pelecehan verbal seperti siulan, suara
kecupan, komentar atas tubuh, komentar seksual yang gamblang, komentar seksis,
dan komentar rasis. Sementara bentuk fisik adalah main data, difoto secara
diam-dian, intip, diklason, geastur vulgar, dipertontonkan masturbasi publik,
dihadang, diperlihatkan kelamin, didekatin agresif secara terus menerus,
diikuti/dikutit, hingga disentuh, diraba, dan digesek dengan alat kelamin. Penting
untuk masyarakat tahu beragam bentuk pelecehan ini, agar dapat dipahami dan mau
mengintervensi atau melaporkan saat mengetahuinya,” ungkap founder komunitas perEMPUan
Rika Rosvianti.
![]() |
Sufiyandoro dari komunitas ANKER Twitter |
Sementara itu
komunitas pengguna KRL Anker Twitter mengajak sesama pengguna KRL untuk lebih
peduli dengan fenomena ini. “Kami mengajak para pengguna untuk meningkatkan
perhatian pada lingkungan sekitar, khsuusnya kepada sesama pengguna KRL.
Dengann mengingkatkan kepedulian dan kewaspadaan, kita dapat membantu pengguna
yang mungkin sedang mengalami pelecehan seksual namun tidak berdaya untuk
keluar dari situasi tersebut,” jelas sufiyandoro dari komunitas Anker Twitter.
PT KCI bersama
komunitas berharap berbagai upaya kampaye dan kegiatan semacam ini dapat
mendorong keberanian dari korban maupun saksi untuk bertindak melawan pelaku
dan melaporkannnya ke pihak-pihak yang berwenang. Dari catatan KCI sendiri,
keberanian saksi maupun korban untuk melaporkan pelecehan yang dialami mulai
terlihat. Pada tahun 2019 ini terdapat 35 kasus yang dilaporkan. Tahun 2018
terdapat 34 kasus, sementara 2017 hanya 18 kasus.